Jumat, 30 Maret 2012

Maaf, Aku Mabuk Beb...

Kecuplah jemari tanganku dan rasakan sisa aroma tembakau yg terbakar.
Lumatlah bibirku hingga ke lidah dan nikmati aroma bir plethok yang bercampur liur
Hisapalah desahan di setiap nafasku, ada sisa sedikit alkohol yang sudah menguap.
Bedalah isi kepalaku, dan kau lihat serpihan pikiran jorok yang mampir di telinganmu dengan bisikan binatang.
Kekasihmu yang kau bilang unyu ini ternyata preman pasar!

Heeyyy..tapi juga jangan menjadi pelupa.
Caraku mencintaimu sangat wanita
Memberi sayang hingga membabi buta.
Ketika tertusuk langsung terluka
Mengerang dan menangis dengan murka.

HA...HA..HA...!!
Ya...aku tertawa keras..
dengan tangisan deras...

ter-Gemilang...

Kamu membenciku selama ini, ternyata aku mengendap di hatimu sedalam ini...
Diam dan makian, Bahasa kemarahan terbesarmu....
Dari banyak kebahagianmu yang kamu miliki, bisakah aku menjadi satu didalamnya...
Ada saatnya kesedihanku menjadi kesenanganmu waktu kita tidak sejalan...
Kita semua punya perasaan. kadang kita suka lupa atau pura-pura lupa kalau orang lain juga punya perasaan..
Kita pernah bertatapan...
Saling memberi harapan...
Kita juga pernah berangkulan, untuk sebuah perpisahan...
Setelah hati yang terakhir yang kau injak...
Akulah tulang rusukmu yang kau rusak...
Jika kau lupa rasanya perih. Sayat tanganmu dan taburi garam diatasnya..
Tak ada bedanya dengan hati ini...
Aku sadar telah jatuh cinta saat kudapati hatiku telah keluar darah dan tak kupedulikan rasa sakitnya..
Mencintaimu adalah kebebasanku memilih yang terpahit...
Jika mencintaimu adalah dosa, kamu adalah alasan mengapa aku tak memilih surga...