Rabu, 13 Juli 2011

Kepada : Cinta

Siasat dalam malam yg selalu gagal. Berlutut mengadu ke arahmu lewat tanah bumi yg gembur. Kau sungkur aku. Kau atur malam-malamku luang untuk simpuhimu. Mengais mengemis mengiba berdoa. Minta segala luka terlupa. Sakitnya. Darahnya. Bekasnya. Bakal luka barunya.

Kepada cinta :
Dengan noda coklat muda di pinggirnya. Putihmu gading. Bukan tulang, belum kelam. Masih aku esensimu. Jelas skali disana ada dua suku kata namaku. Meski sepi terdesak. Tunggal dan bual. Mencembung mencengkung. Sesekali datar. Hatiku nanar.

Jangan binasa, cinta. Belum sempurna ku kloning nyawa. Tak bisa tepatnya. Tak ada kuasa. Habis energi. Ini sepi masih terus ada, dan dia menanti.

Aku pendar. Mataku hilang binar. Menggapaimu tapi kamu tak ada. Merengkuhmu tapi kamu tak berzat. Karena sejatinya rekat denganku. Dan kemudian berjarak kita. Semua tau kita tak pernah mau. Meski hilirnya terjadi dan kita pun malu. Ini yg disebut cerita. Memutar roll film di luar batas cakrawala. Memainkan peran suka-suka. Kamu dibuat lupa. Aku dibuat budak berperasa. Hancurlah kita.

Pesta penyubliman luka didentum dalam dansa ketukan kaki. Anggur anti sakit hati dituang dalam sloki. Lagi-lagi kupatri. Lewat sayap lunglai sepasang merpati. Ini surat cinta yg tak sempat kukirimkan. Ini rangkaian harap yg tak sanggup kuterbangkan. Ini cita yg kubalur ayakan tepung asa. Kutulis dg tinta biru tua.

Kepada : Cinta.
Cinta tolong kembali. Jangan masuk gerbang ilusi. Aku menanti penuh. Kubawa serta cinta seluruh. Sungguh. Sandarkan rasa di inti senja. Mereka kueja. Terlalu sutra hingga kaki terikat benang bernyanyi. Kau kutarik dan kupaksa menari empat kaki. Cinta kenapa pincang? Kurang kutopang? Riak mu kencang kacaukan gelombang. Terseret aku. Lagu cintamu sudah tak merdu. Kau buat sumbang. Gemanya mengetuk gudang jiwa dan kita berenang di jurang.

Kepada cinta :
Hari ini entah selat mana yg harus kusebrang. Tak ada sampan. Cintamu lupa kusimpan. Inikah penghabisan? Kalau begitu selamat datang, ajal. Kepada cinta sematinya di surabaya cadas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar